Sunday, December 2, 2012

Sosial Media versus Media Massa


Keberadaan internet sebagai media baru komunikasi menurunkan minat masyarakat menggunakan atau mengakses media massa konvensional sebagai sumber berita atau informasi. Internet menghasilkan begitu banyak sosial media, yang pada akhirnya menjadikan setiap orang menjadi komunikator dan seolah memiliki medianya sendiri.

Media menurut McLuhan “Channel (saluran) memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu. Dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.”

Merujuk pada pengertian di atas, media massa berarti saluran yang menghubungkan banyak orang melewati batas ruang dan jarak dalam satu waktu tertentu untuk mengetahui keadaan, peristiwa, kabar serta apapun yang terjadi di mana saja, kapan saja dengan dan oleh siapa saja.

Media massa terbagi ke dalam dua kategori yakni, media massa cetak dan elektronik. Media cetak berupa media dalam bentuk sumber tertulis seperti Koran, Majalah, Tabloid, Buku, dll. Media elektronik  menyajikan informasi dalam bentuk audio dan visual seperti televisi dan radio. Dan internet termasuk ke dalam media baru (new media) dalam komunikasi.

Media massa cetak maupun elektronik (televisi dan radio) juga media baru seperti internet memiliki sifat-sifat sebagi berikut; melembaga; berita yang merupakan produk media menjadi tanggung jawab institusi media bersangkutan. Menyeluruh; media menjangkau khalayak dalam skala luas dari segala lapisan masyarakat. Serentak; berita media dapat diterima secara serentak oleh khalayak dalam waktu yang bersamaan. Terstandarisasi; media massa memiliki prosedur standar operasional menurut segmen, target sasaran, dan anggaran. (Gun Gun dan Zarkasy 2012:47)

Newhagen dan Rafaeli (Wood dan Smith, 2005:41) mengidentifikasikan karakteristik yang membedakan internet dengan bentuk–bentuk komunikasi yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

<1.   Multimedia, medium dengan beragam bentuk konten yang meliputi perpaduan teks, audio, image, animasi, video, dan bentuk konten interaktif.

<2. Interactivity, memungkinkan seseorang untuk membuat pesan mereka sendiri, memublikasikan konten mereka, atau terlibat dalam interaksi online (Pavlik, 1996: 137). Karakteristik interactivity ini yang memungkinkan para komunikator untuk berinteraksi di antara mereka. (Gun Gun dan Zarkasy 2012:63)

Karakteristik multimedia memungkinkan sosial media tidak hanya menciptakan pesan dalam bentuk teks, suara, atau gambar saja tetapi perpaduan dari semua bentuk pesan tersebut. Sehingga sosial media menjadi lebih menarik dibanding media massa konvensional. Basis internet pada sosial media menjadikan setiap pesan, dihasilkan dan diterima dengan kapasitas waktu yang lebih cepat.

Karakteristik interactivity umumnya tidak dimiliki oleh media massa konvensional, meskipun kini sering kita temui jaringan interaktif antara reporter dengan publik yang menonton di beberapa program stasiun televisi. Interactivity dalam sosial media melibatkan hubungan dua arah yang dapat terjalin dengan sangat cepat, efisien dari segi waktu. Sehingga proses pertukaran pesan dari satu orang ke orang lain atau dari satu orang ke orang banyak terjadi dengan sangat cepat. Setiap orang menjadi komunikator, informasi dan pengetahuan yang didapat berubah setiap saat.

Sosial Media menurut Kaplan dan Haenlein adalah “Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi web 2.0 yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user generated content.”

Berdasarkan pengertian Sosial Media menurut Kaplan dan Haenlein di atas, Sosial Media merupakan medium atau alat komunikasi berbasis internet yang memungkinkan setiap penggunanya berbagi pesan dalam bentuk apapun, termasuk gambar, tulisan, video dan suara kepada semua orang di seluruh belahan dunia yang memiliki akses internet kepada komunikator (pembuat pesan yang bersangkutan).

Menurut Kaplan dan Haenlein (Horizons Bisnis:2010) terdapat enam jenis media sosial, yakni:
a.       Proyek Kolaborasi, seperti Wikipedia.
b.      Blog dan Microblog, contohnya adalah Twitter
c.       Konten, seperti Youtube
d.      Situs Jejaring Sosial, seperti Facebook
e.      Virtual Game World, seperti Game Online
f.       Virtual Sosial World, seperti SecondLife

Pengguna internet menurut www.internetworldstats.com di seluruh dunia pada 30 Juni 2012 adalah 2.405.518.376.  Pengguna internet di benua Asia merupakan pengguna terbesar di dunia dibanding dengan belahan benua lainnya yakni, 1.076.681.059. Pengguna internet di Indonesia mencapai 55.000.000, sekitar 22,1 % dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Dan pengguna Facebook di Indonesia mencapai 47.539.220, jadi sekitar 85% dari seluruh pengguna internet di Indonesia memiliki akun Facebook.

Menurut www.checkfacebook.com hari ini, tertanggal 2 Desember 2012, pengguna Facebook di Indonesia mencapai angka 50.261.100, menduduki posisi 4 teratas dalam pengguna Facebook seluruh dunia, setelah Amerika Serikat, Brazil dan India. Jadi, sekitar 90% dari seluruh pengguna internet di Indonesia.
Selain Facebook, sosial media lain yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia adalah Twitter. Pengguna Twitter di Indonesia yang dilansir oleh portal berita, www.tempo.co pada Februari 2012 sebanyak 19.500.000 pengguna. Menduduki posisi kelima teratas di dunia Amerika Serikat, Brazil, Jepang dan Inggris.

Facebook termasuk ke dalam bentuk jejaring sosial, medium dalam dunia virtual yang menghubungkan satu orang dengan orang yang lain, membentuk situs pertemanan, menemukan teman lama, mendapatkan teman baru, sampai dengan membentuk komunitas dunia maya yang terbentuk atas minat, ideologi atau tujuan yang sama. Sosial media membentuk ruang publik yang baru di dunia maya. Sosial media memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk mengumbar opini, kritik, karya, sanggahan, gagasan, ide setiap saat dengan akses murah dan mudah. Tidak seperti media massa yang masih dibatasi oleh kepentingan bisnis dan mungkin kepentingan politik para pemilik dan pengelola media massa yang bersangkutan.

Sehingga kini tidak lagi hanya media massa yang memiliki agenda untuk menjadi perhatian publik tetapi juga sosial media. Masih segar di ingatan kita bagaimana pengaruh dukungan koin untuk Prita, korban malpraktek salah satu rumah sakit swasta di fanpage facebook KOIN PEDULI PRITA terhadap fokus pemberitaan di media massa. Mengumpulkan bantuan berupa koin untuk Prita yang dituntut 204 juta rupiah oleh pihak rumah sakit menjadi agenda di ruang publik dunia maya Indonesia saat itu. Ide yang akhirnya berbuah manis di kehidupan nyata. Prita mendapatkan bantuan uang ganti rugi tuntutan rumah sakit yang bersangkutan dan gerakan sosial di dunia maya ini beberapa kali menjadi pemberitaan di media massa.

Satu lagi agenda di ruang publik dunia maya yang terbesar dan terbaru adalah dukungan untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di facebook dan twitter. Di facebook, dibentuk fan page Save KPK Save Indonesia, yang di-like oleh lebih dari 22.000 pemilik akun facebook di Indonesia. Di twitter hashtag #saveKPK menjadi topik kicauan terbanyak pada 6 Oktober 2012. Hashtag #saveKPK di-twit hampir 40.000 kali di hari yang sama. Selebriti, politisi, aktivis dan hampir setiap golongan masyarakat berkontribusi memberikan dukungan melalui akun facebook dan twitter mereka. Agenda publik di dunia maya berupa dukungan terhadap KPK menjadi agenda media dalam pemberitaannya.

Kedua contoh agenda publik dalam komunitas virtual di atas membuktikan bagaimana sosial media menjamin kebebasan warganya, atau yang sering disebut dengan netizen, warga dunia maya dalam menggagas ide, dukungan sampai protes ke pihak – pihak yang dianggap merugikan kepentingan publik secara umum. Dan bagaimana pengaruh tekanan dari kelompok netizen terhadap putusan kebijakan di kehidupan nyata.

Perkembangan sosial media ini menjadikan hampir semua media massa konvensional berintegrasi ke dalam sistem online. Kemudahan dan kebebasan dalam menyebar informasi di sosial media, membuat media massa juga tidak ingin ketinggalan. Dengan berintegrasi ke dalam sistem online, media massa dapat lebih cepat menjangkau publik di dunia maya, menyebarkan ataupun mendapatkan informasi bagi kepentingan publik pada umumnya.

Sumber:
https://www.facebook.com/savekpk.saveindonesia, diakses pada 2 Desember, pukul 15.10 WIB
www.internetworldstats.com, diakses pada 2 Desember, pukul 16.00 WIB
www.checkfacebook.com, diakses pada 2 Desember, pukul 16.00 WIB
www.tempo.co, diakses pada 2 Desember, pukul 17.15 WIB
Heryanto, Gun Gun dan Zarkasy, Irwa. 2012. Public Relations Politik. Bogor: Ghalia Indonesia.
Heryanto, Gun Gun. 2011. Dinamika Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Lasswell Visitama.







No comments:

Post a Comment